AYU LHS

Jangankan sehabis berolahraga. Berjalan santai juga akan bikin jantung kamu berdebar-debar.
Apa pun kegiatan yang membuat jantung terpacu disebut aktivitas fisik. Tapi, jangan salah kaprah. Aktivitas fisik ini beda dengan olahraga, sebab olahraga adalah aktivitas fisik yang rutin, teratur, dan dilakukan dengan tujuan khusus. Kamu nggak bisa sembarangan bilang bahwa jalan kaki adalah olahraga jika jalan kaki yang kamu lakukan nggak rutin ataupun terprogram.
Kembali ke pertanyaan awal. Kenapa olahraga (dan aktivitas fisik) bikin jantung berdebar-debar? Itu karena tubuh membakar energi dari apa yang kamu makan. Pembakaran energi butuh oksigen. Semakin berat intensitas aktivitas fisik, semakin banyak energi yang dibakar, dan semakin banyak oksigen yang dibutuhkan. Oksigen siapa yang bawa? Darah. Siapa yang memacu aliran darah dari dan ke seluruh jaringan tubuh? Jantung.
Supaya pasokan oksigen tetap memadai, jantung semakin terpacu untuk berdetak lebih banyak.
Detak jantung, yang bisa kamu ukur dari banyaknya denyut nadi ini, bisa jadi indikator kebugaran kamu. Denyut nadi yang tinggi berarti jantung kamu butuh usaha keras untuk memenuhi pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Semakin rendah, semakin bagus. Inilah kenapa atlet endurance biasanya punya denyut nadi yang lebih rendah dari orang biasanya. Jantung mereka terlatih untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh secara optimal dan efisien.
Terus gimana caranya menangani jantung yang berdebar setelah berolahraga? Itu wajar. Tapi jantung yang terus berdebar sampai berpuluh-puluh menit setelah berolahraga? Coba periksakan kalau memang terasa mengkhawatirkan, sebab normalnya, kamu bisa melatih jantung dengan rajin berolahraga endurance (lari, renang, dsb.)

View more

Jawabannya sederhana banget, tapi pertama-tama kamu harus paham tentang siklus menstruasi dulu.
Siklus menstruasi dimulai ketika level hormon estrogen naik. Hormon ini merangsang pembentukan dan penebalan jaringan pembuluh darah yang melapisi rahim. Selama proses pembentukan jaringan ini, ovum (sel telur) mulai terbentuk dan mengalami pematangan di dalam ovarium (indung telur).
Ovum yang siap dibuahi kemudian bergerak menuju tuba falopi, terus ke rahim. Di sini, ovum menunggu untuk dibuahi oleh sperma. Setelah lewat masanya, ovum (dibuahi sperma maupun tidak) akan bergerak ke rahim.
Ingat jaringan pembuluh darah yang terbentuk akibat pengaruh hormon estrogen tadi? Nah, fungsi jaringan ini adalah sebagai tempat pelekatan ovum setelah dari tuba falopi tadi. Kalau ovum berhasil dibuahi oleh sel sperma, ovum akan berkembang terus, menjadi zigot, embrio, sampai janin. Jaringan pembuluh darah inilah yang menyediakan nutrisi yang dibutuhkan bakal janin untuk berkembang.
Terus kalau nggak dibuahi, bagaimana? Jaringan pembuluh darah ini kan, disokong oleh hormon progesteron yang dihasilkan indung telur. Kalau ovum nggak dibuahi, produksi progesteron lama-kelamaan akan berkurang sehingga jaringan pembuluh darah ini luruh.
Luruhnya jaringan pembuluh darah inilah yang kita sebut sebagai menstruasi. Jadi, menstruasi itu bukan berarti organ reproduksi kamu mengalami perdarahan. Menstruasi itu adalah proses luruhnya jaringan pembuluh darah tadi karena ovum nggak dibuahi oleh sel sperma (sehingga zigot nggak berkembang).
Yang keluar dari vagina ketika menstruasi adalah campuran dari darah, jaringan yang sudah mati, dan ovum yang gagal dibuahi. Total darah yang keluar selama menstruasi paling nggak lebih dari 3 sdm, kok. Beda dengan darah yang keluar dari tubuh ketika kamu mendonorkan darah.

View more

Homeostasis (keseimbangan) tubuh itu diatur oleh tiga sistem, yaitu sistem saraf pusat (SSP), sistem endokrin, dan sistem kekebalan tubuh. Masing-masing sistem punya pemeran utamanya sendiri, yakni neurotransmiter pada SSP, hormon pada sistem endokrin, dan sitokin pada sistem kekebalan tubuh.
.
Kita bikin contoh gampang untuk masing-masing sistem, ya:
1. SSP
Kamu dicubit. Ujung saraf sensorik (penerima) di permukaan kulitmu menerima rangsangan berupa rasa sakit akibat dicubit, lalu badan sel saraf meneruskannya sampai ke otak. Di otak, sinyal sakit itu diproses, sehingga kamu merasakan sakit. Dari otak, dikirimlah sinyal-sinyal ke saraf motorik (penggerak) yang ada pada otot-ototmu sehingga kamu menghindar. Sel-sel saraf itu kan, banyak. Nah, ujung-ujung sel saraf yang saling terhubung ini namanya sinaps. Tugas neurotransmiter adalah mengantarkan sinyal (rasa sakit tadi) dari sinaps yang satu sehingga bisa sampai ke sinaps selanjutnya, bisa diibaratkan seperti oper tongkat dalam lomba lari estafet.
.
2. Sistem endokrin
Kamu makan makanan manis. Lambungmu mencerna glukosa, glukosa diserap ke dalam darah. Mengetahui gula darahmu naik, pankreas bereaksi dengan melepas hormon insulin ke dalam darah. Tugas hormon insulin adalah memastikan gula darahmu tetap terkontrol. Kalau kelebihan di dalam darah ya, glukosa akan dibawa ke sel-sel otot dan hati lalu disimpan dalam bentuk glikogen. Saat gula darahmu mulai rendah lagi (kamu belum makan), hormon yang dilepas adalah glukagon. Glukagon mengubah simpanan glikogen tadi kembali menjadi glukosa dan diedarkan ke jaringan tubuh melalui aliran darah.
.
3. Sistem kekebalan tubuh
Jarimu teriris silet. Dalam waktu cepat, bakteri masuk ke dalam tubuhmu melalui luka tersebut. Mengetahui tubuhmu diserang bakteri, sistem kekebalan tubuh melepas 'tentara-tentaranya' dalam bentuk sitokin dan sel-sel darah putih dalam berbagai bentuk. Di saat yang sama, pembuluh darah di sekitar area yang terluka juga terangsang untuk mengalami vasodilatasi (pelebaran) sehingga semakin banyak sel darah putih mencapai area luka dan membantu proses penaklukan kuman-kuman nakal. Inilah kenapa area sekitar luka biasanya merah dan membengkak.
.
Nah, kalau mau lebih lengkapnya lagi, bisa lihat di gambar ini.
(Tubuh kita memang luar biasa, ya.)

View more