AYU LHS

Well, not exactly a movie, but who cares?
This is Patrick Jane and Teresa Lisbon from The Mentalist (2008-2015).

---

I believe that Jisbon adalah satu dari begitu sedikit perwujudan teman-jadi-cinta yang tidak cringey, heheh. Jadi, untuk yang belum tahu The Mentalist, Lisbon ini adalah detektif di CBI (California Bureau of Investigation) sedangkan Jane adalah semacam ... konsultannya CBI. Pokoknya Lisbon yang menemani Jane sejak istri dan anaknya dibunuh Red John sampai Jane *SPOILERT ALERT* menuntaskan balas dendamnya terus akhirnya mereka menikaaah!

---

Duh, entah apakah pesona Jane yang sangat cerdas ditambah Lisbon yang badass atau karena terbawa kemistri mereka selama 151 episode, I just love them so much! <3.

---

P.S: Iri juga sama Lisbon bisa nikah sama manusia sejenius Jane. :') Heheh I know, I know, I have a thing for clever men in suits.

View more

https://ask.fm/agnosindo/answers/140603426904
Aku sependapat, min ATM, soal coba bikin sampel dengan dibacakan hal lain. Malah kalau perlu, bacaannya yang random macam majalah, buku pelajaran, komik, atau majalah Playboy (sarcasm intended). And btw, temanku lho, bikin penelitian tentang reaksi browning pada buah-buahan aja perlu 144 sampel buah. Lah ini yang penelitiannya ngawang-ngawang kok bisa-bisanya ambil sampel cuma sepuluh, heheh.

---

Terus, berhubung di tinjauan pustaka dia nggak mencantumkan apa pun tentang faktor-faktor lain (termasuk nggak menjelaskan tentang etiolasi), aku ragu dia punya alasan ilmiah kenapa biji-biji kacang hijau itu sengaja dijauhkan dari sinar matahari. Jangan-jangan doi bahkan nggak tau etiolasi itu apa. Sudah, bias semua isinya.

---

Satu lagi, min ATM: daftar referensinya. Sedih, heheheh.

---

Kalau begini caranya, aku makin skeptis terhadap 'penelitian-penelitian' lain yang ditujukan buat membuktikan efek bacaan Alquran terhadap air, pohon, manusia, dll. yang sering dielu-elukan itu.

View more

Sigh.

---

Ilmu saya memang masih minim tentang penelitian. Baru buka SPSS aja sudah mau nangis. Skripsi aja masih tahap revisi. But, please, yang seperti ini bolehkah saya bilang ridiculous (if not, nonsense)?

---

Harapan saya, semoga siapa pun yang membuat 'karya tulis' ini bukanlah seorang mahasiswa. Semoga ia baru masuk SMA, baru tahu lucunya kecambah kacang hijau dan belum pernah belajar tentang hormon auksin, giberelin, dan sebagainya. Semoga tulisan yang ia klaim sebagai karya tulis itu adalah hasil kerjanya sendiri, tanpa bimbingan seorang lecturer (guru/dosen). Soalnya, kalau semua itu ia buat dengan bimbingan seorang lecturer, maka saya juga ingin pertanyakan isi kepala si lecturer ini.

---

Saya bikin bab 1 skripsi aja dari bulan Februari sampai Maret susah banget klopnya. Latar belakang harus sesuai dengan format Dampak - Masalah - Ramifikasi. Kalimat pertama latar belakang aja bahkan sudah harus punya makna terhadap isi skripsi (ya, macam bismillahirrahmanirrahim). Nah, sekarang, ada latar belakang pengin ngomongin kacang hijau lalu menyerembet ke seorang anak yang berhasil menjadikan 1000 orang mualaf ... well, stop right there, bruh.

---

Lalu, bab 2. Sebagai bagian skripsi yang seharusnya menaungi seluruh teori yang digunakan di dalam penelitian, bab 2 yang saya lihat di dalam 'karya tulis' ini tidak lebih dari salinan secuil bagian dari buku pelajaran Biologi SMA kelas 10. Lalu, ada hubungannya dengan membaca Alquran? Ada penelitian-penelitian pendukung? Tidak ada, karena apa? Nonsense.

---

Bab 3, lewati saja. Nothing but a kid's experiment.

---

Bab 4 adalah yang paling menyedihkan. Saya yang yakin bahwa persen lemak tubuh berpengaruh terhadap status kebugaran saja tidak boleh asal menyimpulkan hal tersebut dalam penelitian saya (yang jelas menggunakan instrumen penelitian yang sahih), ini kok bisa-bisanya menyimpulkan seenak jidat neneknya bahwa, "...pembacaan Al-Qur’an mampu mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau."

---

Well. Duh.

---

Gemas? Ya. Yang seperti ini nih, yang kemudian akan memunculkan klaim-klaim tak bertanggungjawab. Kenapa? Karena semua asal percaya. Asal dibilang 'karya ilmiah', asal diklaim 'penelitian', asal dibilang 'studi membuktikan', and everyone be like, "Oke, ini benar!"

---

Like, seriously.

View more

Wah. Halo, Kak Frima! Senangnya di-ask akun bercentang biru, ehe.

---

Seperti biasa, gak ada rencana spesial. Tapi, khusus hari ini aku mau berbagi kebahagiaan karena (draft) skripsiku baru aja selesai kemarin. Iya, kemarin banget. :')

---

Terimakasih kepada jagat raya. Terimakasih kepada sains. Terimakasih kepada otakku yang berpikir, berinisiatif, menggerakkan tanganku buat ngetik, dan selalu setia bertahan di kala aku begadang dengan suplai oksigen dan glukosa seadanya. (Ucapan terimakasih untuk manusia ada di lembar kata pengantar, heheh.)

---

Anyway, hari ini aku mau ngantar (draft) skripsiku ke penguji luar di Bogor. Cuaca Bogor hari ini bagus: cerah tapi gak terlalu menyengat, dengan payung awan-awan tipis ambigu yang memicu perdebatan kecil di hati tentang apakah kita harus bawa payung atau nggak.

---

Sayang, gak bisa berbagi fotonya karena memori HP sudah penuh. :(

---

Kak Frima sendiri, bagaimana? Ada rencana spesial untuk menghabiskan setengah sisa hari ini? :)

View more

Halo, Anonim yang sangat kusukai penggunaan tanda bacanya. Jarang-jarang ada yang sebagus kamu. :')

---

Bukan penting lagi ini mah, tapi krusial. Buku PKn sewaktu SD memang ngajari kita supaya gak pilih-pilih teman, but hell, aku gak akan mau berteman dengan ... misal, seorang flat-earthers. Apalagi jadiin pasangan. Kok gitu? Iya lah; perihal bumi bulat/datar, geosentris/heliosentris itu pembahasan zaman baheula. Telat berapa ratus tahun itu otak kalau hari gini masih ngomongin begituan. Ketika orang lain sudah berlomba-lomba bikin mobil terbang, superfood, dsb., lah ini masih getol nontonin video di channel konspirasi flat-earth. Itu tolong kebodohan jangan dibiarkan membentuk sedimen di otak karena susah ngeruknya, mau dijejali sama bukti ilmiah kayak apa juga (lah kok napsu).

---

Perihal standar moral, ideologi politik, keyakinan, dsb. itu up to him/her. Terserah apakah dia teis, ateis, agnostik, liberalis, komunis, idealis, optimis, pesimis, realistis, matrealistis, gay, lesbian, biseksual, transgender, dsb. (kecuali fundamentalis dan radikalis ya heheh lagi sensitif nih) asalkan dia gak kelewat fanatik terhadap hal-hal tersebut, aku OK aja. Selama dia gak ngotot bahwa apa yang diyakininya adalah yang paling benar, gak masalah. Aku baru bilang ke salah seorang teman dekatku begini: "Misalnya gue punya cowok terus ternyata dia dukung Anies, it's OK asalkan alasannya bukan karena Anies itu muslim dan Ahok itu penista agama."

---

Intinya mah, buatku dalam mencari teman apalagi pasangan, sebesar apa keinginannya untuk menjadi cerdas serta latar belakang adalah yang utama. Bukan berarti dia harus satu paham denganku, tapi aku insecure aja kalau cuma tahu kesukaannya tapi gak tahu apa pun terkait latar belakangnya. Iya cocok gitu, terus pacaran, kemudian dilamar. Eh baru tahu ternyata calon suami w admin fanpage stupid flat-earthers.

---

Enak aja, batal lamaran.

View more