AYU LHS

Yassss. Banyak malahan, tapi lupa.
Namun satu hal yang langsung terbersit begitu lihat pertanyaan ini adalah, kepercayaanku terhadap makhluk astral.

---

I used to believe that those footages of paranormal activities were real while infact, they were made using camera tricks, video editing softwares, etc. Wondering why those videos were in bad quality? Because the worse the quality, the easier for them to manipulate ... and the outcome would become more realistic.

---

Aku sendiri pernah mengalami beberapa 'kejadian' macam begitu seperti, ngelihat tangan di ventilasi kelas, dengar suara telapak kaki, ngelihat orang lewat pas banget di sampingku terus pas kulihat ternyata gak ada apa-apa. Tapi, kesamaan dari semua itu adalah, semuanya terlihat di ekor mata, and it was just my brain playing with me.

---

Aku pun udah gak percaya dengan orang-orang yang bisa melihat hal-hal seperti itu karena: they tend to exaggerate thing and unconsciously feel proud about themselves.

---

Kecuali, aku kenal sahabat baikku yang masih sangat kupercayai sampai sekarang. Call me biased, tapi aku entah kenapa percaya ketika dia bilang masih bisa lihat almarhumah mbahnya sehari setelah beliau wafat. That's, my friend, satu-satunya hal gaib yang masih kupercayai. Cuma dia yang bisa bikin diriku masih punya secuil kepercayaan tentang makhluk-makhluk gaib ini. Kalau orang lain yang ngomong, heheh, bye. Soalnya, dia sekali pun bisa lihat hal-hal semacam itu gak dikit-dikit nyalahin setan. Masih logis mikirnya.

---

Gak kayak so called anak-anak indigo yang barang jatuh dikit, setan. Ini-itu gerak dikit, setan.

View more

Dari dulu? Wah, siapa nih Anon-nya jangan-jangan kenal.

---

Menurut saya, dikutip dari seorang kakak tingkat FIB UI 2010, semua manusia itu aslinya jahat, egois, maunya menang sendiri. Kita jadi baik karena ada norma.

---

But recently, I do feel like a jerk. Kalau anon baca answer-an saya tentang ibu-ibu di bus TJ, sejak saat itu, saya jadi males ngasih tempat duduk ke ibu-ibu soalnya, kadang gak tau terimakasih. Yha kalau mau tempat duduk sana gih ke kursi prioritas, jangan ke gua.
"Tapi bayangin, Yu, kalo itu nyokap lo--"
Nggak. Nyokap gue gak pernah naik TJ/KRL sendirian. Fair enough?

---

Selain itu, masih suka ngomong kasar. Kalau kesel, F word dkk.-nya keluar.
Suka nyinyir juga.
Saya pesimis-realistis, and I bring negative vibe.
Imannya lagi terjun bebas.

---

Jadi, baik atau jahat? Jawabannya, nggak baik-baik amat.

View more

Halo, Anon. :)

---

Wah iya ya, baru ingat kalau postingan yang kita like akan muncul di feed follower. Sebelumnya, andaikata pertanyaan Anon dilatarbelakangi perasaan kurang nyaman dengan postingan akun Agnostik Indonesia (selanjutnya saya singkat AI), mohon maaf yaa, semoga like-like saya nggak mengganggu feed Anon (dan follower yang lain juga).

---

Eee, sebetulnya nggak ada hubungan kok antara whether I'm okay dengan saya nge-like postingan AI. Tapi, untuk pertanyaan apakah saya baik-baik aja... eng, nggak sih, soalnya mau skripsi heheu. :')

---

Terus, perihal nge-like postingan AI, ya. Simply karena mereka kalau ngasih jawaban ya logis tapi, dengan catatan, ada (banyak) kok jawaban mereka yang menurut saya memang agak mendiskreditkan agama, khususnya Islam. Kalau postingan yang bau-baunya sudah mendiskreditkan Islam begitu yaa, nggak saya like sih biasanya.

---

Nah, yang saya suka dari postingan mereka biasanya selain tentang Astronomi, juga tentang penjelasan logis mengenai:
- hantu dan sejenisnya
- kesurupan dan sejenisnya
- besarnya tubuh Nabi Adam yang ratusan meter itu
- dan, unik aja liat salah satu postingan tentang bagaimana wanita dimuliakan dengan cara yang cukup ironis dan, ironisnya lagi, it makes sense.

---

Sekalian mau sharing. Anon, tau nggak, sejak saya percaya bahwa kesurupan itu adalah histeria psikologis instead of akibat 'badannya dimasukin' setan, sejak saya yakin bahwa hantu dan setan itu adalah gelombang VLF, hidup saya jadi lebih tenang. Saya nggak takut lagi cuci piring di dapur kontrakan magang sendirian, jemur baju gelap-gelapan sendirian, ke warung lewat gang gelap sendirian, sebab saya yakin bahwa makhluk-makhluk itu bentuknya nggak seperti yang kita pikir. Saya percaya Allah SWT menciptakan setan, tapi Dia nggak menciptakan mereka dalam bentuk Kuntilanak, Pocong, dan Genderuwo kan? Segala macam-macam itu cuma kecenderungan otak kita yang suka mengasosiasikan hal-hal acak menjadi bentuk-bentuk (Google search keyword: Pareidolia).

---

Saya yakin itu dari mana? Postingan Agnostik Indonesia?
Bukan, saya cari sendiri.

---

Jadi, buat saya pribadi, orang yang liat akun AI terus serta-merta jadi agnostik itu kemungkinannya dua:
- sok tahu tentang agamanya, atau
- sok merasa keren pengin melabeli diri, eh-eh-gua-agnostik-loh.

---

Akun AI itu cuma akun sederhana yang menjawab pertanyaan orang-orang yang sedang berusaha menyeimbangkan perspektif mereka tentang agama dan logika, untuk mereka yang bisa memilah informasi.

---

Kalau nggak bisa memilah informasi, ya jadi agnostik karbitan.

---

At least, akun AI itu menghibur, nggak kayak guru mentoring saya yang waktu saya tanya, "Kak, Paramaecium punya nyawa nggak sih? Nanti kalau mati perginya ke alam mana?" dijawab dengan, "Dek, kamu jangan kebanyakan nanya, nanti pusing loh."

View more