annisa

Gue orangnya cengeng jadi sering nangis tapi satu yang paling gue inget sebagai 'good cry' gue. Kejadiannya taun lalu, waktu gue masih ngajar di sekolah lama.

---

Waktu itu ada menjelang Ujian Sekolah, siswa yang belum melunasi tunggakan, gak bisa dapet kartu ujian. Di masa-masa itu orang tua murid banyak yang ke sekolah ngelunasin tunggakannya terus suatu hari.. gue dipertemukan sama salah seorang ibu dari murid gue, beliau kurang mampu, lalu beliau bilang ke gue, satu-satunya yang ada di depan ruang guru.
"Maaf, ini saya mau bayar spp anak saya, tapi uang saya receh gapapa?"
Ibu itu ngeluarin dompet usang dari saku celananya, ngerogoh dompet itu sampe ke dasar, ngeluarin satu demi satu keping lima ratusan. "Maaf ya pake receh" Ibu itu minta maaf lagi.

---

I feel like someone just stab me with a sword.
Sumpah hati gue sakit banget ngeliatnya. Gue pengen banget ngembaliin semua uang itu. Biar gue aja yang bayarin anaknya tapi waktu itu ada guru yang keluar dan merhatiin gue. Gue gak sempet buat ngembaliin.

---

Pulangnya.
Di angkot. Gue nangis.
Nangis beneran nangis yang sampe bikin penumpang sebelah gue heran dan nanya: "Kenapa neng?"

---

Gue nyesel banget. Kenapa gak langsung gue balikin semua uangnya? Kenapa gue gak langsung bilang biar gue yang lunasin tunggakan anaknya? Gue ngerasa bego banget waktu itu.

---

Sampe malemnya gue masih kepikiran. Terus gue cerita ke sahabat gue. Dia bilang: "Belom terlambat buat nolong, Nis. Sertakan ibu itu dan anaknya di doa Nisa"

---

Besoknya di sekolah, saat gue masih kepikiran... Gak taunya Ibu itu dateng lagi, gak tau urusan apa ke kepala sekolah. Tapi waktu itu gue bersyukur banget Allah gak ngebiarin gue nyesel lama2.

---

Pas ibu itu pulang, gue ngejar ke gerbang. Ngelakuin apa yang seharusnya gue lakukan dari kemaren.

---

Gue masih inget, tangan ibu itu langsung ngeraih tangan gue terus matanya berkaca-kaca, dia bilang "Nuhuuun neng, ibu doakeun neng sing salamet dunia akherat" dan sederet doa lainnya. Bahkan beliau nyium pipi gue.

---

Abis ibu itu pulang...
Gue ke toilet dan gue nangis sejadi-jadinya.
Nangis inget mata ibu itu, nangis inget doa ibu itu buat gue, dan nangis lega.

---

Thats... probably the most good cry I had.

---

Jangan pernah ragu untuk menolong orang ya, teman-teman.

View more

Brengsek semua emang ya pertanyaan lo.

---

(mengumpat sebelum menjawab)

---

(tarik napas buang napas sebelum menjawab)

---

---

Waktu itu udaranya lagi dingin-dinginnya. Nisa udah pake jaket dari sore walaupun di rumah.

---

Malemnya hujan, bikin udara makin dingin.

---

Nisa udah siap-siap bobo pake selimut, terus masang earphone, mau play lagu-lagu Kahitna sampe bobo (iya, Nisa suka gitu)

---

Dyo baru masuk kamar, terus langsung nyempil aja gitu lho di antara Nisa dan bantal guling terus narik selimutnya biar seselimut berdua gitu, ngerti kan gimana kan?? Gak usah gue jelasin kan???

---

“Kok baru jam sembilan udah bobo sih Nis”

---

“Aku mau bobo cepet” Nisa sambil scroll playlist ‘Kahitna’ di hp, “Yo, kamu bukannya tadi lagi di depan laptop?”

---

“Udahan. Dingin. Nih, yang bikin angetnya kan di sini” Terus meluk Nisa kayak meluk guling. (insert incoherence words here)

---

“Yo bentar aku mau dengerin lagu”

---

Dyo malah meluk makin kenceng terus mukanya diusek-usek gitu ke bahu Nisa. (insert incoherence words here) (2)

---

“Sini aku juga mau dengerin” Dyo ngambil sebelah earphone terus masangin ke kuping dia sendiri, abis itu keplay deh ‘Takkan Terganti’-nya Kahitna.

---

“Abis ini ‘Menikahimu’ ya, Nis”

---

“Kan udah?”

---

“Apanya?”

---

“Nikahin aku”

---

“Ya maksudnya lagunyaaaa, Annisaaa”

---

Terus kita ketawa.

---

“Yo kamu meluknya kekencengan aku gak bisa gerak”

---

“Mau ngapain emang? Mau meluk aku balik ya?”

---

“Iya kamu curang sih”

---

Baru juga Dyo ngelonggarin pelukannya.

---

Pintu kamar dibuka, dan...

---

“MAMA MAMA MAMA”

---

---

Dekuki.

---

---

Waktu itu dekuki masih SD kelas 2, dekchanu kelas 1 makanya masih suka bobo di kamar mama papa.

---

Dekuki langsung nyempil di antara Nisa sama Dyo.

---

Kuki: “Dingin maah, kalo di sini anget”

---

Nisa cuma bisa ketawa, “Iya sayang sini mama papa peluk”

---

Gak lama adeknya juga nyusul, jadinya bobo berempat, dua dedek di tengah. Nisa meluk dekchanu, Dyo meluk dekuki.

---

Chanu bobo duluan, sementara Dekuki masih nanya-nanya “Mah mah, kenapa kalo bobo sama mama papa lebih anget?”

---

Dyo: “Soalnya di antara kita bukan cuma ada selimut, dek”

---

Kuki: “Ada apa?”

---

Dyo: “Ada rasa sayang mama papa. Bikin anget.”

---

Kuki bengong bentar terus meluk papanya makin kenceng.

---

Nisa: “Kok bagus kata-katanya?”

---

Dyo senyum terus ngulurin tangannya ke Nisa, “Anget kan?”

---

---

Iya, anget, dan bukan hanya karena selimut.

---

---

(GOOD BYE CHINGU, ANNISA SEKARANG SEDANG MERATAP)

View more

Waktu itu pernah bikin panik Dyo (walaupun dia gak nunjukin) tapi aku belom rapiin masterlist jadi susah nemuinnya hahaha. nanti ya.

---

Ini cerita baru lagi:

---

Malem-malem, Dyo abis bantuin dekuki dekchanu ngerjain PR.

---

“Kok mama gak keluar-keluar dari kamar mandi ya dek?”

---

“Hah iya ya pah? Dari tadi ya?”

---

Dyo langsung jalan ke kamar mandi, ngetok-ngetok “Nis?”

---

*hening*

---

Dyo ngedeketin kuping ke pintu kamar mandi, “Nis”

---

Detik berikutnya Dyo udah panik soalnya denger suara nangis di dalem.

---

Dekuki Dekchanu juga panik.

---

Dekchanu: “Pah kita dobrak aja dobrak”

---

Dekuki: “Apa aku perlu ambil tongkat baseball dulu pah buat dobrak pintunya?”

---

Dekchanu ngelirik tajam, sempet-sempetnya ya Kuki masih ngeledek lighstick.

---

---

Dyo: “Nis??? Kamu kenapa? Buka pintunya”

---

(gedor-gedor)

---

Dekuki malah udah ambil ancang-ancang mau dobrak, sekalian mamerin lengan.

---

Dyo nahan. “Kak kak. Jangan. Kita gak tau posisi mama di mana, ntar bahaya kalo kamu main dobrak”

---

Dyo ngedeket lagi ke pintu, “Nis, dengerin aku ya, kamu kena—”

---

Eh pintunya dibuka. Nisa keluar.

---

Tiga lelaki itu langsung diem.

---

“Kenapa sih, ribut banget” Kata Nisa sambil ngusap sisa airmata.

---

Tiga lelaki itu masih diem. Ngeri salah ngomong.

---

Nisa juga gak ngomong apa-apa lagi, cuma jalan lurus ke kamar.

---

Lagian merekanya aja ah drama banget.

---

---

Dyo: “Ya udah, kalian jangan pada berisik ya. Mama kayaknya capek”

---

Kuki: “Tapi mama kenapa nangis pah? Aku nurut kok. Hari ini aku beresin kamar”

---

Dyo: “Ya bukan itu masalahnya kak. Emang bawaan bayi jadi mama sensitif”

---

---

Dekchanu: “Aku tau kenapa mama nangis”

---

Semua mata tertuju ke dekchanu.

---

Dekchanu: “Besok papa mau pergi ke luar kota kan?”

---

AH..... Terjawab sudah penyebabnya.

---

---

Besok paginya...

---

Nisa bangun, sebelah udah kosong. Dyo udah berangkat. Rasanya mau nangis lagi.

---

Tangan Nisa ngegapai nyari hp.

---

---

2 message received.

---

‘Kan udah aku bilang, kalo bobo jangan cantik-cantik. Aku pusing, jadi berat ninggalinnya’

---

‘Berangkat dulu ya. Gak lama kok. See you in two days’

---

---

Terus ngebayangin dia bangun sebelum subuh, mandi, nyiapin baju (biasanya mesti disiapin istrinya aja), ati-ati bangeet takut menimbulkan suara yang bikin istrinya kebangun... Bayanginnya aja udah cukup bikin Nisa lupa mau sensi karena ditinggal.

---

---

Ditambah...

---

1 message received.

---

‘Aku gak lupa morning kiss kok’

---

---

(inspired by a poem from @andyo0612 on twitter) (makasih udah bikinin buat kyungnis ya huhuhu luv)

View more

Dua dedek masih kecil.

---

Hari itu hari libur tapi Nisa tetep harus masuk karena ada kerjaan dadakan di kantor. Padahal tadinya udah rencana mau jalan-jalan sekeluarga.

---

“Yo gapapa yaaa, kita perginya jadi sore”

---

“Gapapa, nanti aku jemput?”

---

“Gak. Gak usah. Aku belom jelas pulang jam berapa soalnya”

---

“Ya telepon aja?”

---

“Gak usah, kamu jagain anak-anak di rumah ya. Bye” (quick kiss)

---

---

Terus dekuki nyamperin papanya.

---

“Pah, kita gak jadi pergi?”

---

“Sore ya dek, nunggu mama pulang”

---

“Aaaah adek mau sekarang. Mama gak boleh kerja”

---

Yah rewel.

---

“Bentar kok dek”

---

“Lamaaa sore lamaaaa papaaaah” (narik-narik baju papanya)

---

Dyo mulai puter otak.

---

---

Sorenya pas Nisa pulang...

---

“.......Yo.... ini kenapa.... kok banyak kertas?”

---

Dyo lagi nyender di tembok kayak kecapekan ngasuh tapi seneng gitu gimana sih “Aku sama adek tadi main pesta-pestaan”

---

“Main... apa?”

---

Dyo ketawa. “Nanti kita beresinnya pulang dari jalan-jalan aja ya”

---

“Tapi berantakan banget?”

---

“Iya nanti ya. Sekarang kita pergi dulu”

---

“Kamu udah rapi gitu dari tadi?”

---

“Lho iya dong harus ganteng, nunggu istri pulang”

---

//blush//

View more