@togerd

Nata R. Togerd

Ask @togerd

Sort by:

LatestTop

Previous

Kalo misalnya lu diberi kesempatan untuk buka usaha/perusahaan yang start-up costnya ditanggung (gratis), kira2 mau buka/mendirikan apa?

Itonch’s Profile PhotoWillson
Cafe gitu dari dulu pingin... Terus di dalemnya banyak pajangan/gallery-gallery artworks/illustrasi gitu, gak lupa ada sesi mainin piano... Surga.
Ya, karena bias gue terletak di tiga hal ini: Kopi, illustrasi, dan piano. Huhu ❤

Related users

Oke, karna nggak ada kerjaan, akhirnya kepikiran buat lempar pertanyaan random. Kalian kan trmsk org2 yg sering disamperin anon nih. Entah yg baik/yg buruk. Nah, kalian ini lebih suka tipe anon yg seperti apa dan mengapa? Dan tipe anon seperti apa yg gk kalian sukai? Sekian. Semoga dijawab. uh.

Anon anon apa yang nyenengin?
Anonton film bareng kamu...
((( Abis ini followers gue berkurang banyak )))

[Lanjutan dari post sebelumnya tentang bullying] - http://ask.fm/togerd/answer/114764695413

togerd’s Profile PhotoNata R. Togerd
Karena dulu aku inget banget, salah satu orang yang dulu ngebully aku, waktu SMP dia malah kena bully... Waktu denger kabar ini jujur aku kaget, dan beberapa teman-teman aku senang. Senang karena dia karma, senang karena akhirnya dia kena balesan. Tapi jujur, aku nggak......
Yang aku benci itu 'tindakan pembullyan' itu sendiri, bukan mereka kena bales terbully. Kalau kita ikut membully, atau senang dengan mereka mendapat balasan dengan terbully juga, apa kita 'nggak ada bedanya' dengan mereka, para pembully itu? Sama aja kan...
Waktu itu, ini patokan aku mencoba lebih mengasih jarak atau tembok ke orang-orang... Jaman ini aku bukannya nggak mau percaya dengan orang, tapi fase di mana aku benar-benar ingin mendalami psikologi orang-orang. Dengan di posisi netral, ini jadi lebih mudah. Nggak terlalu akrab, tapi juga nggak terlalu jauh. Mereka baik atas dasar apa, mereka berbuat jahat atas dasar mereka mengalami dan melewati apa. Apa mereka membully dengan melempar rasa sakit yang sama? Dengan berdiri di posisi netral, jadi lebih mudah dan nyaman aja untuk menjalankannya... Hehe begitu. Dulu sih itu. Sok banget ya gue, HEHE.
Intinya untuk masalah bullying, jangan terlalu menyalahkan atau mematokkan pada orang-orang pelakunya aja, tapi coba untuk diliat dari sisi lainnya... Siapa tau dengan itu, kamu bisa menghentikan tindak bullying, bukan menciptakan 'circle' yang baru?
Hehe, sok amet ye gue, maaf ya kalo terdengar klise atau sok bijak bersih banget, tapi beneran gue nggak suka dengan yang namanya maen bales dendam-dendaman. Keak itu nyiptain putaran yang baru, yang sama aja, dan bahkan bisa lebih parah.
Btw yang lucunya, sahabat aku yang jaman SD itu, yang ngenarik ikat pinggang aku itu, dia waktu SMP-nya malah (lumayan) jadi bales membully orang...... Lucu ya? Hehe.

View more

Hi, this morning's topic ignites my interest. In your opinion, why do people bully the others and why people get bullied? And if someone bullied you now (verbally or physically), how would you react towards it?

Hallooo, baru baca, baru buka, mari membuka topik sore hari~
Untuk masalah bullying, ini isu yang paling aku dalami banget sebenarnya. Selain karena pengalaman pribadi, dan juga melihat lingkungan di sekitar-sekitar. Bullying nggak hanya dialami di lingkungan sekolah aja, tapi bisa juga di tempat kerja, atau bahkan guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Jadi ini sedikit pendapat aku.
Maaf kalau agak menyinggung atau memetik dari point of view pengalaman pribadi aku.
Dulu aku sempat mengalami bullying sekitar 3 tahunan, dari kelas 3 SD hingga kelas 5 SD, awalnya karena ada anak-anak pentolan yang suka mengatur dan memimpin, tapi aku termasuk anak yang bebal dan badak banget, paling nggak suka, paling anti menunduk atau menurut, jadinya jadi sasaran mereka.
Sebenernya aku biasa aja, ini bukan pencitraan tapi beneran aku nggak menyimpan rasa dendam terhadap mereka, sampai sekarangpun juga begitu. Akupun saat itu tetap enjoy-enjoy ngejalanin hari-hari sekolah. Seru juga sebenernya, karena emang punya bawaan pengen melawan, dan pengen ngelindungi teman-teman sekitar yang suka disuruh-suruh mereka. Jadi berasa lagi di game fantasy battle gitu ((lho)).
Waktu itu aku juga gak pernah melapor ke orang tua ataupun guru. Prinsipku masalahku masalahku, harus diselesaikan sendiri, bukan beban orang tua.
Sampai akhirnya dulu terjadi insiden aku abis operasi usus buntu, dan waktu masa rehabilitasi itukan aku udah masuk sekolah, dan ada salah satu sahabat terdekatku masa itu , ngenarik ikat pinggang aku (yang ada bekas operasinya). Jadi sahabatku ini diancam sama mereka, disuruh narik ikat pinggang ini, ya emang anaknya penakut... (tapi sahabat aku dan juga mereka gak tau tentang luka operasi itu). Yaudah aku kesakitan, guru semua pada heboh, baru deh jadi bocor kejadian ini, tentang selama ini aku di-bully... Ke guru dan juga orang tua aku.
Sejak kejadian itu mereka jadi berenti nge-bully. Ya jadi lebih tenang.
Dan beralih ke topik selanjutnya, untuk masalah pendapat aku, aku jujur gak mau menyalahkan 'para pelaku pembully' itu 100%... Karena menurut aku, ada sebab ada akibat, mereka bisa berbuat gitu atas dasar tertentu. Bisa aja di rumah mereka kurang dapat kasih sayang, jadi melampiaskannya di sekolah. Atau sebenarnya mereka dulunya juga 'korban bullying', maka mereka bales dendam sakit mereka ke orang lain yang lebih lemah.
[ Lanjut ke post selanjutnya ]

View more

do you look up (or relate) to a fictional character? if so, who are they and why? (feel free to add more than one character!)

azurasshi’s Profile Photomoondust
For look-up:
- Kiryuuin Satsuki [KILL la KILL]
- Koko Hekmatyar [Jormungand]
Alasannya, bagi yang ngikutin dua serial ini pasti tau banget kenapanya, tapi kalau yang nggak, ini penjelasan singkatnya. Dua karakter ini emang dari serial yang berbeda, tapi secara keseluruhan mempunyai konsep penokohan dan inti tujuan yang sama. Dari awal mereka muncul, ditegaskan sebagai karakter yang sangat-sangat jahat, jahat banget, pokoknya dibenci. Villain banget deh pokoknya. Tapi menjelang akhir cerita, baru diliatkan kalau sebenarnya merekalah 'hero' di balik semua itu. Penyelamat terbesar di balik cerita itu, yang paling berusaha di balik semua orang. Walau harus sampai bertopeng menjadi seorang penjahat, dan mengotori tangannya untuk berbuat jahat. Tapi mereka tetep mereka, jahat demi mereka.
Suka banget deh, apalagi gue dari kecil suka sekali dengan konsep seorang villain. Kadang-kadang di balik kejahatannya, tersimpan makna terpendam. Kalau nggak ada yang berbuat jahat, nggak akan ada kebenaran. Kadang banyak juga yang berbuat jahat demi kebaikan. Gak masalah dirinya menjadi seorang penjahat, gak masalah dirinya berkorban, asal orang lain terselamatkan dan ditunjuk sebagai pahlawannya. Bukan dirinya.
#tsah #jadingomongpanjang #bias
Terus penutupnya, barusan gue tanya temen yang soal 'relate fictional character'-nya;
Gue: "Gue mirip apa ya kalo di karakter fiksi?"
Kim (@ginoza): "Sukamon"
.......... #silahkanpicnya

View more

do you look up or relate to a fictional character if so who are they and why

Next

Language: English